KOMPUTER

Rabu, 05 Mei 2010

Install 2 Windows XP dalam satu PC (Komputer)

Install 2 Windows XP

Mungkin masih banyak yang belum tahu jika kita bisa menginstall 2 Windows XP yang sama dalam satu PC (komputer). Misalnya di install di drive C: dan D:. Tetapi mengapa repot-repot install 2 Windows XP ? Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan ketika kita menginstall 2 Windows XP, meskipun juga ada kekurangannya.

Berikut akan dibahas secara singkat tentang Install 2 Windows XP dalam satu PC.

Manfaat yang bisa didapatkan dengan menginstall 2 Windows Xp dalam satu PC antara lain :

  • Untuk mencoba aplikasi atau software tertentu, misalnya ingin mencoba antivirus yang berbeda.
  • Install aplikasi dengan versi yang berbeda. Terkadang ada aplikasi dengan 2 versi yang berbeda tidak bisa di install dalam satu Windows, dilain pihak kita masih tetap memerlukan kedua versi tersebut.
  • Melakukan scan virus dari salah satu Windows. Jika windows yang satu terkena virus, maka kita memilih windows yang satunya dan discan dari sana. Meski tidak menutup kemungkinan dua-duanya terkena virus, tetapi biasanya virus hanya aktif di satu windows saja.
  • Sebagai alternatif jika salah satu windows bermasalah.
  • Melakukan berbagai pengujian /testing lainnya.
  • Memperbaiki jika satu windows tidak bisa booting.
  • Mencoba 2 versi windows XP yang berbeda, misalnya Home Edition dan Professional Edition.

Meskipun begitu, tetap saja ada kekurangannya, antara lain :

  • Menambah penggunaan hardisk space (drive)
  • Mengulangi Installasi program/aplikasi, update, driver dan lainnya.

Meskipun sebagian cara diatas bisa juga menggunakan software Virtualisasi, seperti Virtual Box, tetapi dengan virtualisasi kinerja tidak akan maksimal dan akan tergantung dengan software virtualisasi sendiri.

Ketika menginstall 2 Windows XP dalam satu komputer, maka sebaiknya windows kedua tidak di install dengan berbagai macam program/aplikasi, mungkin hanya driver standard, antivirus dan beberapa aplikasi penting lainnya, sehingga kinerjanya ringan. Sedangkan satunya lagi bisa di install berbagai macam, dan ini mungkin yang dijadikan Sistem operasi utama.

Cara Install Windows XP Kedua

Sebelum menginstall, siapkan partisi yang kosong terlebih dahulu. Jika windows yang satu sudah di install ada di drive C:, maka bisa menggunakan drive lainnya, misalnya drive D: atau drive yang lainnya. Pastikan data-data sudah diamankan terlebih dulu.

Karena Windows XP kedua tidak akan digunakan untuk banyak aplikasi/program, maka ukuran Drive juga tidak perlu terlalu besar, mungkin sekitar 5 GB saja sudah cukup. Atau itu juga terserah kebutuhan kita saja.

Proses Installasi seperti install windows biasa, yaitu :

  1. Set Booting pertama kali BIOS di CDROM
  2. Masukkan CD master windows XP dan restart komputer
  3. begitu muncul menu “Press any key to boot from CD”, tekan sembarang tombol
  4. Tunggu proses Setup me-load file-file yang diperlukan, selanjutnya akan tampil pilihan Install, dan tekan ENTER (To set up Windows XP now, press ENTER)
    windows-setup
  5. Akan tampil License Agreement, tekan F8
  6. Ketika muncul tampilan berikut, pilih ESC
    windows-setup-02
  7. Maka akan ditampilkan pilihan Drive yang ada di hardisk. Pilih drive yang akan di install Windows XP kedua ini. Lalu tekan Enter.
    windows-setup-select-part
  8. Selanjutnya ikuti proses Installasi sampai selesai, yang memerlukan waktu sekitar 30 menit atau lebih.

BOOT.INI

Setelah selesai, maka ketika booting akan ditampilkan dua pilihan Windows, seperti berikut ( awalnya akan ditampilkan 2 pilihan yang sama, misalnya “Microsoft Windows XP Home Edition”):

windows-booting-select

Agar lebih mudah dan tidak membingungkan, maka kita bisa mengganti nama pilihan tersebut dengan mengedit file boot.ini yang (biasanya) ada di drive C: ( file ini beratribut Hidden System, jadi munculkan file Hidden system terlebih dulu ).

Buka file boot.ini dengan notepad atau text editor lainnya, akan terlihat baris seperti berikut:


[boot loader]
timeout=10
default=multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(1)\WINDOWS
[operating systems]
multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(7)\WINDOWS="Microsoft Windows XP Lite" /noexecute=optin /fastdetect
multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(1)\WINDOWS="Microsoft Windows XP Home Edition" /noexecute=optin /fastdetect

Pilihan yang muncul ketika booting adalah apa yang tertera dalam tanda petik diatas. Jadi berdasarkan kode tersebut, di tampilan booting akan ada 2 pilihan seperti diatas.

Jika dipilih “Microsoft Windows XP Lite”, maka windows yang akan aktif adalah yang di install di Partition(7) dan juga sebaliknya. Nilai timeout=10 berarti jika selama 10 detik kita tidak memilih maka otomatis komputer akan booting dengan pilihan yang ada di nilai default. Masing-masing bisa diubah dan disesuaikan.

Peringatan : Pastikan hanya mengubah text yang ada didalam tanda petik saja, nilai timeout dan nilai default. Jangan mengubah nilai lainnya jika tidak tahu apa maksudnya. Kemudian, text “multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(7)\WINDOWS=”Microsoft Windows XP Lite” /noexecute=optin /fastdetect” dan baris bawahnya harus ada dalam satu baris. Karena jika terjadi kesalahan bisa berakibat windows tidak bisa booting. Dan sebelum mengubah, pastikan dibuat copy file boot.ini agar jika terjadi kesalahan bisa dikembalikan ke keadaan semula.

Tips Mengatur Pembagian (Partisi) Hard disk

Info gambar

Bagi kebanyakan pengguna Komputer (PC) kadang kurang atau tidak begitu memperhatikan masalah pengaturan/penggunaan Hard disk. Biasanya diserahkan ke orang lain, mulai dari pembelian sampai installasi berbagai program lainnya, dan setelah itu tinggal memakai, tidak pernah memperhatikan masalah Hard disk.

Berikut tips mengatur pembagian Hard disk sehingga bisa lebih baik dan memudahkan.

Dengan semakin murahnya perangkat yang satu ini dan kapasitas yang semakin bertambah, maka penggunaannya pun harus diperhatikan. Maskipun bisa saja kita membagi Hardisk 500 GB Menjadi 1 atau 2 partisi ( drive C: dan drive D:), tetapi hal itu menurut saya merupakan cara yang kurang baik. Berikut tips saya yang sebagian merupakan hasil pengalaman pribadi.

Pembagian hardisk memang tidak ada standard khusus, biasanya hal ini berdasarkan pengalaman atau keperluan. Cara terbaik adalah dengan menentukan terlebih dahulu kategori yang akan digunakan. Misalnya Untuk Sistem Operasi, Data, Master Program, Audio/video dan lainnya.

HardDisk-Anatomy

Perlu diingat bahwa HDD 80 GB (GigaByte) tidak sepenuhnya dapat menyimpan data sebesar 80 GB, demikian juga ketika terbaca di komputer. Untuk HDD 80 GB, biasanya hanya mampu menyimpan data atau akan terbaca maksimal 74 GB. Untuk 40 GB menjadi 37 GB, 160 GB = 149 GB, 250=232 GB, 320 = 298 GB, 500 GB = 465 GB, 640 = 596 GB, 1 TB (TeraByte) = 931 GB dan seterusnya. Sehingga kita tidak bisa membagi HDD 80 GB menjadi 4 drive dengan masing-masing berukuran sama dan terbaca 20 GB semua.

Berikut contoh pembagian HDD 160 GB (terbaca sekitar 149 GB), dengan sistem operasi Windows XP

  • Drive C : 20 GB (Label “winXP”, untuk menginstall sistem operasi windows XP dan program lainnya)
  • Drive D : 40 GB (Label “Master”, untuk menyimpan berbagai master program sebelum di install)
  • Drive E : 40 GB (Label “Data”, untuk menyimpan Data atau Dokumen)
  • Drive F : 49 GB atau sisanya (Label “Media”, untuk menyimpan berbagai file audio dan Video)

Mengapa drive C hanya berukuran 20 GB ? Bagi kebanyakan orang, drive C sebagai lokasi installasi sistem operasi tidak memerlukan banyak tempat. Untuk Windows XP paling hanya 2 GB, Office sekitar 1 GB dan sisanya berupa program-program lainnya dan biasanya masih mencukupi. Sehingga dengan ukuran yang kecil akan lebih mudah dalam merawatnya, seperti ketika scan virus, spyware, defragment hardisk lebih cepat dan lainnya

Dalam mem-format HDD, biasanya ukuran yang dimasukkan dalam MB (Mega Byte). Kemudian Agar HDD terbaca sebesar 20 GB, maka ukuran yang kita masukkan dalam MB harus lebih besar dari 20.000. Misal kita tentukan ukurannya 21.500 MB, maka ukuran ini akan terbaca sekitar 20 GB. Atau bisa ditambah sedikit misalnya 22.000 MB (terbaca 20.5 GB). Demikian juga ketika menentukan ukuran 40 GB ( diisi sekitar 43.000 MB). Untuk lebih mudahnya bisa melihat Konversi GiGa Byte

Memindah Lokasi My Documents

Ketika kita membuka Windows Explorer maka akan ada directory My Documents dan pada awalnya lokasi My Documents ini ada di drive C;, lengkapnya biasanya di folder C:\Documents and Settings. Menyimpan dokumen di drive C menurut saya kurang aman, dan perlu dipindah ke Drive selain C. Misalnya dari contoh diatas adalah drive E:

Untuk mengubah agar My Documents membuka lokasi drive/folder lainnya, caranya dengan klik kanan My Documents dan pilih Properties kemudian klik tombol Move dan pilih lokasi baru tempat penyimpanan dokumennya, misalnya drive E:.

Cara ini hanya merubah lokasi My Documents ke lokasi baru, sehingga jika sudah ada data di My Documents, maka harus dipindah manual ke lokasi baru ini. Data lama tetap masih ada dan tidak terhapus.

move-my-documents

Setelah lokasi di pindah/diubah, maka ketika kita menyimpan di My documents, data akan tersimpan di drive/folder baru tesebut ( contoh diatas drive E:), tidak tersimpan di drive C:

Referensi pelengkap :
http://en.wikipedia.org/wiki/Hard_disk_drive

Tips mencegah Virus menyerang/masuk ke kompute kita

Sebaik apapun antivirus yang kita gunakan + Update terbaru pun tidak menjamin komputer bebas dari virus, karena virus selalu berkembang dan update anti virus [sebagian besar] hanya mengikuti perkembangan virus itu sendiri ( jadi ketika virus sudah menyebar, kemungkinan anti virus bisa mendeteksi baru beberapa hari kemudian ). Tetapi Komputer tanpa anti virus jauh lebih rentan untuk terkena virus

Bagi sebagian besar pengguna, mungkin artikel ini sudah biasa dan bukan barang yang baru lagi, tetapi bagi pengguna biasa / awam mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah virus masuk / menular ke PC kita. Mengingat perkembangan virus dalam negeri yang begitu pesat. Hal ini mungkin karena banyaknya [adanya] source code yang menjelaskan cara pembuatan virus yang dipublikasikan secara umum, yang mungkin maksudnya sekedar tukar informasi saja, tetapi diluar itu kemungkinan banyak yang mengembangkan sendiri untuk membuat virus dan memancing programmer untuk mencoba-coba.

Beberapa hal yang perlu di persiapkan untuk mencegah virus masuk/menular ke komputer kita adalah:

  • Gunakan antivirus yang senantiasa di update, paling tidak seminggu sekali, jika online maka aktifkan auto update pada antivirus
  • Non aktifkan fasilitas autorun pada komputer kita, sehingga CD-ROM maupun flashdisk yang kita masukkan ke komputer tidak langsung menjalankan file yang ada di dalamnya. Bagi yang belum tahu, bisa dilihat caranya
  • Tampilkan semua ekstensi file windows, termasuk file system windows. Caranya : Di windows explorer buka menu Tools > Folder Options… kemudian pilih tab view Kemudian pilih (aktifkan) opsi “show hidden files and folder”, hilangkan check pada pilihan “Hide extensions for known file types” juga hilangkan tanda check pada “Hide protected operating system files (Recommended)”.
  • Periksa setiap flashdisk yang dimasukkan apakah ada file autorun.inf, jika ada coba dilihat isinya, jika mengacu ke sebuah file .exe, .dll atau .scr yang aneh / hidden, segera hapus file-nya atau scan dengan antivirus
  • Ini yang mungkin sangat penting : Jika komputer digunakan oleh banyak orang, minta agar pengguna berhati-hati sebelum menjalankan sebuah file, jangan hanya melihat icon-nya, tapi melihat ekstensinya. Misalnya file itu dengan icon ms word, excel, gambar, mp3 dsb tetapi kok berekstensi .exe, .scr, .vbs, .bat atau tidak sesuai dengan iconnya, harap diwaspadai
  • Gunakan tools / program seperti autoruns untuk melihat file/program apa saja yang berjalan ketika windows diaktifkan. Jika ada program yang aneh segera tanyakan kepada orang yang lebih tahu. Tentang autoruns bisa dilihatSemoga artikel ini bermanfaat, jika ada tambahan/masukan tips silahkan, diharapkan akan menambah keamanan dalam menggunakan komputer